Kamis, 07 Juni 2012


Tips Jitu Anti Galau: Kenali Perasaan Anda!



Sering kali kita menjadi “galau” hanya gara-gara input dan feedback dari orang lain. Entah itu pada pemikiran atau tindakan kita. Itu sebenarnya gak perlu. Galau hanya bisa terjadi kalau kita ijinkan itu terjadi! Jika secara emosional kita kuat, input dan feedback dari luar yang senegatif apapun tidak akan berpengaruh.
Bagaimana caranya menjadi kuat secara emosional? Dengan menyadari bahwa “galau” dan teman-temannya (sebut saja “negative emotion”) hanya bisa kita rasakan jika kita mengijinkannya bercokol di benak (pikiran) kita!
Maksudnya apa? Gini bro/sis…yang namanya “galau” adalah sebentuk reaksi emosional yang kita sebut “negatif”. Negatif karena menghasilkan sesuatu yang kontra produktif. Kalau galau biasanya males ngerjain apapun, terisak di pojok kamar, sedih berkepanjangan, kepikiran terus apa kata orang lain sampe gak enak makan-tidur, dll. kontra produktif kan? Gak menghasilkan apa-apa kan?
Dan semuanya itu terjadi karena kitalah yang mengundangnya dalam hidup kita. Dengan memikirkan terus-menerus input dari orang lain, tanpa kita sadari kita telah menancapkan dalam-dalam feedback dia dalam pikiran bawah sadar.

Perlu bro/sis ketahui, tidak semua feedback orang itu perlu kita amini. Dengarkan saja mereka tapi dalam benak anda, analisa baik-baik. Apa yang baik untuk anda, ambil. Jika belum memungkinkan, kesampingkan dulu. Jika sama sekali bertentangan, singkirkan jauh-jauh (tentu saja dengan cara yang elegan :D )
Nah, banyak dari teman-teman kita (peer group) bahkan lingkungan terdekat seperti keluarga memberikan negative feedback tanpa mereka sadari! Sebenarnya mereka tidak bermaksud buruk pada kita. Mengapa begitu? ada banyak variabel. Tapi variabel utama yang saya perhatikan adalah: kita sering memberikan negative feedback tanpa disadari karena pada umumnya masih banyak orang di benak bawah sadarnya yang tidak nyaman dengan perbedaan, tidak nyaman dengan perubahan, tidak nyaman dengan sesuatu yang progresif, tidak nyaman dengan kemajuan, dll.
Ketidaknyamanan itu sering dilontarkan dalam bentuk ucapan berupa kritik. Ucapan ini merefleksikan kondisi bawah sadar itu. Karena itu kenali perasaan anda. Perasaan anda adalah ‘kompas’ yang memberitahu pada anda dimana ‘posisi’ anda berada. Tentu saja banyak kritik yang membangun dan memberikan solusi, tapi saya yakin anda juga pernah menerima banyak kritikan yang sekedar mengkritik tapi tidak membangun.



It’s okay bro/sis. Terhadap kriitik dan feedback yang seperti itu janganlah kita menerimanya. Janganlah kita mengundangnya. Bagaimana caranya? Dengan tidak memikirkannya lagi. Pikirkan saja tujuan anda, konsentrasi ke sana sambil menyadari bahwa feedback yang negatif ini perlu menjadi cambuk bagi saya untuk lebih fokus dan serius.
Jadi jika galau melanda, coba fokuskan pada pikiran-pikiran baik. Pusatkan pikiran pada:
  • apa berkat dan kebaikan yang sudah anda terima dan perbuat (misalnya: sehat walafiat, bisa makan 3 kali sehari, dll)
  • apa karya terbaik saat ini yang sedang anda usahakan (misalnya: sedang menuntut ilmu, atau bekerja mencari uang halal)
  • apa niat baik yang ingin anda lakukan dan ujudkan (misalnya: ingin meng-Hajikan kedua orang tua, dlsb)
Ingat sekali lagi: feedback negative itu sering dilontarkan tanpa disadari oleh orang-orang disekitar kita. Jadi jangan terlalu serius menanggapi hal-hal negative yang dilemparkan orang lain pada kita. Ikuti apa kata hati anda, berfokus pada tujuan dan niat baik anda sambil diiringi doa pada Yang Maha Kuasa agar niat baik anda tergapai.
Cheers! :mrgreen:








Diktip dari annunaki
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar